Ilustrasi peta kuno Kota Konstantinopel (sekarang Istanbul). (via CNN Indonesia)

Peristiwa 1453


Peristiwa yang terjadi pada 1453 memang sebuah peristiwa besar dan paling bersejarah. Dimana Konstantinopel yang sekurang-kurangnya 10 abad konsisten sebagai kota dengan sistem pertahanan yang kuat, mampu ditaklukkan oleh pasukan utsmani. Pasukan yang berhasil menyabet gelar pasukan terbaik, dengan pemimpin yang juga seorang pemimpin terbaik pula menurut bisyarah Rasulullah SAW.

Konstantinopel merupakan ibukota dari Byzantium yang membuatnya memiliki teknologi perang dan sistem militer Romawi yang maju dan diakui dunia. Wilayah lautnya luas dengan pasukan armada laut yang mumpuni dan tak terkalahkan. Konstantinopel tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kekuatan dan kekohohan temboknya yang luar biasa. Kurang lebih selama 1.123 tahun tembok Konstantinopel dapat menahan sekitar 23 serangan yang membawanya pada kemenangan secara pararel sepanjang sejarah (sebelum ditaklukkan oleh pasukan Utsmani).

Berbicara mengenai sang penakluk Konstantinpel, yakni pasukan Utsmani yang dipimpin oleh Sultan Mehmed II atau lebih sering dikenal dengan julukannya yang masyhur, Sultan Muhammad Al Fatih. Pasukan ini adalah pasukan yang disebut Rasulullah sebagai pasukan sebaik-baik pasukan dan pemimpinnya ialah sebaik-baik pemimpin. Sejak kecil Sultan Mehmed II telah dididik oleh didikan para ulama besar pada zamannya. Diantaranya; Syaikh Ahmad Alkurani, dan Syaikh Aaq Syamsudin. Dua ulama itu membawa pengaruh yang amat besar kepada pemikiran, pendirian, serta keteguhan hati sang Sultan. Syaikh Aaq Syamsudin dan Syaikh Muhammad Al Kurani selalu memupuk semangat pada diri Sultan Mehmed dengan menceritakan kisah-kisah Rasulullah, strategi perang Rasulullah, dan selalu menanamkan janji Rasulullah mengenai hadirnya pemimpin terbaik yang akan memimpin pasukan terbaik dan akan menaklukkan Konstantinopel suatu saat nanti. Hal tersebut sangat cukup menjadi motivasi Sang Sultan untuk selau memupuk semangat dan menyusun sttrategi-strategi menaklukkan Konstantinopel. Kepiawaiannya dalam mempimpin sempat diragukan oleh pihak lawan sebab Sultan Mehmed sempat mengalami kegagalan dalam memimpin. Keraguan itu yang nantinya akan dibayar tuntas oleh Sultan Mehmed dengan keberhasilannya mengambil alih Kontantinpel dari tangan bangsa Romawi.

Tiba saatnya pada momentum bersejarah, peristiwa yang membuat siapa saja saksi mata bergidik saking luar biasanya. Dua kekuatan bertahan yang sama-sama memiliki ciri khas dan strategi yang tidak biasa dipertemukan dalam satu situasi pertempuran yang penuh gairah. Tinggi dan kokohnya tembok Konstantinopel tidak menghalangi semnagat jihad pasukan Utsmani. Jiwa mereka bergelora, semangat mereka terbakar berbarengan dengan suara takbir yang bersatu dengan suara sebatan pedang. Pasukan Utsmani berjuang dengan totalitas yang tidak main-main, sehingga tidak sedikit juga pasukan yang akhirnya syahid. Meski demikian, Sultan Mehmed tetap pada pendirian. Ia tidak mau menyerah dengan membawa rasa malu sebab menyerah secara suka rela terhadap Romawi. Ia tetap maju dan terus memprvokasi semagnat pasukan. Sultan selalu mengulang-ulang janji Rasulullah agar semangat dan mental pasukan kembali pada titik awal tujuan mereka.

Pasukan Utsmani mengalami kegagalan sebanyak 3 kali. Sultan Mehmed sempat merasa seperti tercoreng wajahnya. Usaha dan keteguhan pasukan sempat diuji saat itu. Semangat jihad mereka sedikit demi sedikit mulai terdisrubsi. Namun, bukan Sultan Mehmed namanya jika harus menyerah dan kembali dengan tangan kosong tanpa mendapatkan Konstantinopel. Dengan semangat juang yang menggebu, bergelora, dan membara, beliau mengomando paskan untuk tetap bertahan dan bergerak maju. Sultan juga selalu menanamkan keyakinan kepada para pasukan bahwa mereka adalah pasukan terbaik menurut bisyarah Rasulullah. Semangat jihad pasukan kembali membara bersamaan dengan suara takbir yang menggetarkan jiwa. Dan dengan izin Allah SWT, pada 29 Mei 1453, pasukan Utsmani berhasil menerobos benteng Konstantinopel yang perkasa, merebut kota dengan iring-iringan takbir dan suara pedang. Bisyarah Rasulullah telah dibuktkan oleh Sultan Mehmed II dan pasukannya yang perkasa. Berbekal iman, dan semngat jihad, serta pembuktian janji Rasulullah, mereka dapat menaklukkan kota dengan sistem pertahanan luar biasa sekalipun. Mereka membuktikan bahwasannya tidak ada satupun didunia ini yang tidak mungkin diraih jika keimanan, ketakwaan, serta usaha keras selalu ada dalam genggaman.

Berbicara mengenai Konstantinopel, pasti tidak lepas kaitannya dengan Hagia Shopia. Bangunan megah yang pada masa kepemimpinan Kaisar Konstantine merupakan sebuah gereja dengan kubah yang tinggi dan besar. Kilauan cahaya emas terpancar tatkala memasuki interiornya. Bangunan yang memancarkan ciri khas yang tidak dimiliki bangunan-bangunan lainnya. Hagia Shopia ialah bangunan yang paling agung pada zamannya. Siapa sangka, bangunan yang lekat akan aura gereja, yang didalamnya terdapat patung-patung, pahatan-pahatan, serta ornamen-ornamen khas Kristen diubah menjadi sebuah masjid yang megah nan agung, masjid yang menjadi lambang keluar biasaan seorang Sultan dalam memimpin pasukan. Masjid yang menjadi simbol kebangkitan umat islam pada saat itu. sampai pada saat ini, Hagia Shopia menjadi bangunan simbol keluarbiasaan Sultan MuhammadAl-Fatih beserta pasukannya.

Setelah Konstantinpel ditaklukkan, Sutan Mehmed II memindahkan ibu kota Utsmani ke kota itu. Memimpin rakyatnya dengan sangat adil dan bijaksana. Bahkan, Sultan membiarkan tawanan-tawanan perang dan rakyat Eropa yang masih berada di Konstantinopel tetap berada disana, beliau memperlakukan mereka sama rata. Karena sifat toleran dan perhatiannya kepada rakyatnya ini, banyak masyarakat Kristen yang tertarik untuk memasuki dan mengenal islam. Mereka mulai menyadari, bahwasannya islam bukanlah seperti apa yang mereka sangka sebelumnya.

Kenyataannya, penaklukan Konstantinopel tidak hanya mengubah kesultanan Utsmani, tetapi juga mengubah pandangan dan wajah baru dunia mengenai islam. Peristiwa ini menjadi penyemangat tatkala keterpurukan khilafah Abbasiyah setelah perang salib dan serbuan Mongol. Penaklukan ini menjadi dasar dibentuknya khilafah Utsmaniyah setelahnya.

Nama Muhammad Al Fatih sendiri akan dikenang sepanjang sejarah sebgai Ahlu Bisyaroh, ksatria hebat sepanjang masa, serta pemimpin terbaik yang diramalkan Rasulullah. Nama itu yang akan menjadi inspirasi pemuda-pemuda muslim di zaman milenial ini untuk senantiasa memperjuangkan agama Allah hingga akhir, yang akan membuka gerbang baru dalam perubahan peradaban islam yang tangguh dan penuh semangat juang mempertahankan agama islam sampai akhir hayat.

Ditulis Oleh :Immawati Erdila Yuni Safitri (Kabid RPK)

Editor By : Medkom PK IMM Ahmad Dahlan Lamongan

REFERENSIS

Siauw, Felix Y. Al Fatih 1453. Al Fatih Express